Subnetting IPv4 Metode CIDR dan VLSM

 

Subnetting IPv4 Metode CIDR dan VLSM

oleh : cecelia


Pengertian

Subnetting adalah proses memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut “subnet.” Subnetting digunakan untuk mempermudah pengelola jaringan komputer (system Administrator, Network Administrator, maupun pengguna biasa) dalam mengelola jaringan, melakukan alokasi IP Address untuk setiap ruangan dan gedung sesuai dengan kebutuhan. 

Fungsi Subnetting

a.    Penghematan Alamat IP mengalokasikan IP address yang terbatas agar lebih efisien.

b.    Mengoptimalisasi Unjuk Kerja Jaringan walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semuadevice tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network.

Tujuan Subnetting

a.    Untuk mengefisienkan pengalamatan jaringan misalnya untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita ingin menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 = 244 alamat yang tidak terpakai.

b.    Dapat membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan artikata membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

c.     Untuk mengatasi masalah perbedaan antara hardware dengan topologi fisik jaringan.

CIDR (Classless Inter Domain Routing)

CIDR  merupakan sebuah proses sebagai solusi untuk mengefisiensi dalam pengalamatan alokasi IP Address yang dilakukan pada pengkelasan IP Address yang ada.

 Berikut adalah table CIDR untuk keperluan Subnetting :



·      Subnetting IP Address Kelas A

untuk Subnetting kelas A karena peruntukan daya tampung alokasi IP Address yang banyak, maka IP kelas A memiliki Net ID pada oktet pertama, dan Host ID pada 3 oktet terakhir.

contoh kasusnya misalkan IP Address 10.0.0.0/16 . maka jika dirubah menjadi subnet mask 32 bit bilangan biner akan menjadi 11111111.11111111.00000000.00000000 setelah itu dirubah kedalam bentuk desimal akan menjadi 255.255.0.0 dan hasilnya akan menjadi :

a.    Jumlah Subnet = 28 (perpangkatan 8 adalah jumlah angka 1 biner diambil dari oktet kedua sampai ke empat) = 256 subnet.

b.    Jumlah Host per Subnet = 216 (perpangkatan 16 merupakan jumlah angka 0 biner diambil dari oktet kedua hingga oktet keempat) – 2 = 65.534 host. C. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, .. 255

c.     Keterangan Untuk Tiap Subnetnya :

 

 

 

 

 

Subnet

10.0.0.0

10.1.0.0

10.254.0.0

10.255.0.0

Host Pertama

10.0.0.1

10.1.0.1

10.254.0.1

10.255.0.1

Host Terakhir

10.0.255.254

10.1.255.254

10.254.255.254

10.255.255.254

Broadcast

10.0.255.255

10.1.255.255

10.254.255.255

10.255.255.255

 

·      Subnetting IP Address Kelas B

Subnetting IP Address kelas B hampir sama dengan kelas C, hanya saja kelas B memiliki Net ID pada 2 oktet pertama dan Host ID pada 2 oktet terakhir IP Address. Langsung saja kepada contoh kasusnya, IP Address 172.16.0.0/18 dirubah menjadi 32 bit bilangan biner untuk prefixnya menjadi 11111111.11111111.11000000.00000000 lalu dirubah kedalam bilangan desimal menjadi 255.255.192.0 . dapat dihitung menjadi beberapa subnet dan host :

a.    Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir.Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet.

b.    Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host.

c.     Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192 . D. Keterangan Untuk Tiap subnetnya :

 

 

Subnet

172.16.0.0

172.16.64.0

172.16.128.0

172.16.192.0

Host Pertama

172.16.0.1

172.16.64.1

172.16.128.1

172.16.192.1

Host Terakhir

172.16.63.254

172.16.127.254

172.16.191.254

172.16.255.254

Broadcast

172.16.63.255

172.16.127.255

172.16.191.255

172.16..255.255

 

·      Subnetting IP Address Kelas C

Subnetting IP Address kelas C merupakan kelas subnetting yang paling mudah, karena IP Address kelas C hanya memiliki Host ID (Alamat Host) pada bagian terakhir IP Addressnya. 

Contoh IP Address 192.168.2.1 maka angka 1 pada digit terakhir adalah yang dimaksud dengan Host ID, sedangkan 3 blok angka sebelumnya adalah Net ID atau Network ID (Alamat Jaringan).

Tahap perhitungannya

contohnya, kita menganalisa IP Address 192.168.1.0/26 atau dapat ditulis dengan 192.168.1.0

netmask 255.255.255.192 yang berarti IP Address tersebut memakai prefix length /26 pada tabel CIDR.

 Langkah pertama adalah merubah angka prefix tersebut menjadi 32 bit bilangan biner (IPv4 berjumlah 32 bit), maka akan menjadi 11111111.11111111.11111111.11000000 (tulis angka 1 sebanyak 26 kali dengan pemisahan 8 digit,

Langkah kedua, setelah mencapai 26, untuk memenuhi 32 bit maka isi angka 0).

Langkah ketiga, rubah 32 bit bilangan biner tersebut kedalam bentuk decimal, maka akan diperoleh angka 255.255.255.192 .

Subnetting terfokus kedalam 4 hal, diantaranya :

a.    Jumlah Subnet = 2x , dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet.

b.    Jumlah Host Per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host.

c.     Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192

d.    Keterangan Untuk Tiap subnetnya, data atau alokasi tiap subnet akan disajikan dalam bentuk tabel :

 

Subnet

192.168.1.0

192.168.1.64

192.168.1.128

192.168.1.192

Host Pertama

192.168.1.1

192.168.1.65

192.168.1.129

192.168.1.193

Host Terakhir

192.168.1.62

192.168.1.126

192.168.1.190

192.168.1.254

Broadcast

192.168.1.63

192.168.1.127

192.168.1.191

192.168.1.255

 

 

VLSM (Variabel Length Subnetting Mask) adalah teknik menghitung atau mengalokasikan IP Address berdasarkan kebutuhan saja / sesuai jumlah komputer.

 Keuntungan Menggunakan VLSM

Perlu saya sampaikan, antara VLSM dan FLSM, tidak ada yang lebih baik. Semuanya tergantung design jaringan yang kita buat.

·      Jaringan LAN enterprise A dengan kelas A address: 10.0.0.0/8.

·      Punya beberapa site, site A, site B, site C, dan seterusnya.

·      Dari global ip space 10.0.0.0/8 tadi disubnet menjadi beberapa site menggunakan FLSM (biasanya).

·      Tapi tiap site, mereka pasti akan membuat subnet untuk network mereka. 

Rumus VLSM:

dalam metode VLSM ada rumus yang harus kita tahu yaitu menambah 3 ip dari jumlah komputer. misal: pada sebuah ruangan terdapat 3 komputer jika kita menggunakan metode VLSM maka IP akan di tambah 3, jadi 3 + 3 = 6. jumlah IP yang dialokasikan pada ruangan tersebut adalah 6.

kenapa di tammbah 3 ip? kita menambah 3 IP  untuk Net ID, Gateway dan Broadcast.

 

Contoh:

Pada sebuah gedung terdapat 2 ruangan ruang 1 dan ruang 2 dimana pada tiap ruangan terdapat komputer.

Ruang 1 = 3 Komputer

Ruang 2 = 7 Komputer

dengan IP default 192.168.1.0

 

Penyelesaian:

Masukkan rumus tadi, ruang 1 (3 + 3 = 6) jadi ruang 1 memerlukan 6 IP. Ruang 2 (7 + 3 = 10) jadi ruang 2 memerlukan 10 IP.

 

Pertama hitung ruang yang memerluakan alokasi IP terbanyak / terbesar (antara ruang 1 dan 2, ruang 2 memerlukan alokasi ip paling banyak. jadi kita hitung ruang 2 terlebih dahulu).

 

Ruang 2

2n >= 10 (2 pangkat n, dimana n adalah hasil perpnagkatan 2 yang hasilnya lebih besar atau samadengan ip yang diperlukan).

n = 4 (n = 4 didapat dari hasil perpangkatan 2 yang hasilnya lebih besar / samadengan 10. 2 pangkat 4 =  16 lebih besar dari 10). 24 = 16 (16 adalah jumlah IP untuk tang berikutnya).

32 - 4 = 28 > /28 (32 adalah rumus jadi angkat tetap - 4 adalah hasil dari n dan /28 adalah jumlah slash di belakang ip sama seperti subnetting).

 

Subnet Mask : 255.255.255.240 (didapat dari jumlah slash / )

Net ID : 192.168.1.0/28

Gateway : 192.168.1.1/28

Host Awal : 192.168.1.2/28

Host Akhir : 192.168.1.14/28

Broadcast : 192.168.1.15/28

192.168.1.16 dipakai untuk ruang berikutnya.

 

Ruang 1

2n >= 6

n = 3 (23 = 8 kemdian. 16 + 8,  "16 didapat dari dari hasil perpangkatan sebelumnya". 16 + 8 = 24)

32 - 3 = 29 > /29

 

Subnet Mask : 255.255.255.148

Net ID : 192.168.1.16/29

Gateway : 192.168.1.17/29

Host Awal : 192.168.1.18/29

Host Akhir : 192.168.1.22/29

Broadcast : 192.168.1.23/29

192.168.1.24 dipakai untuk ruang berikutnya. karena ruangannya sudah habis jadi tetap IP 192.168.1.24 tetap disisakan untuk ruag berikutnya. 

 


Terima kasih


·         Ilham efendi. __. Pengertian subnetting IP Address versi 4. https://www.it-jurnal.com/pengertian-subnetting-ip-addres-versi-4/ diakses pada 14 Januari 2021 pukul 10.20 wib.

·         __.  2020. Pengertian Subnetting. https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-subnetting/ diakses pada 14 Januari 2021 pukul 10.20 wib.

·          ­­­__. 2016. Cara menghitung IP Address dengan metode VLSM.  http://catatankuliahku13.blogspot.com/2016/08/cara-menghitung-ip-address-dengan_25.html#:~:text=Rumus%20VLSM%3A,pada%20ruangan%20tersebut%20adalah%206. Diakses pada 14 Januari 2021 pukul 10.20 wib.

·          Fathurhoho. 2020. VLSM atau Variable Length Subnet Mask. https://ngonfig.net/vlsm.html diakses pada 14 Januari 2021 pukul 10.20 wib.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Curriculum Vitae, Resume, dan Portofolio

cat command